Senin, 27 September 2021

Mengenang Mas Agus Sunyoto

 Mas agus sunyoto yang kami kenal.

Awal saya mengenal beliau itu melalui buku suluk Abdul jalil. Saat itu dalam sebuah diskusi seorang sahabat menceritakan tentang karya beliau itu. Saat itu saya kemudian mengumpulkan uang daku untuk membeli buku itu. Dan akhirnya saya bisa mendapatkannya dan menikmati setiap kata dan kalimat buku suluk abdul jalil jilid 1.

Yang membuat saya penasaran adalah perspektif beliau yang berbeda dengan kebanyakan dalam melihat sosok yang terkenal dengan manunggalin kawulo gusti yakni syekh siti jenar.

Ketertarikan saya pada sosok mas agus sunyoto adalah ketika beliau menyampaikan materi pada PKL di Lampung. Saya sebagai mulai menyimak setiap kata dan kalimat yang beliau sampaikan yang mengupas tuntas tentang sejarah nusantara yang tidak banyak diketahui. Saya tambah tertarik lagi ketika beliau dihadirkan pada saat itu di Jambi. Beberapa malam bersama beliau membuat saya menjadi yakin untuk menduplikasi perspektif belaiu dalam memandang setiap fenomena. 

Terakhir kali mendengar wejangan dan bersalaman dengan beliau adalah pada 2018 lalu. Saat itu beliau dihadirkan di metro bersama mas jadul maula. Dengan membawa 3 putra putri kami yang masih kecil2, kami membantu menyiapkan tempat di pelataran rusunawa di pinggiran kota metro. Antusiasme warga metro dan Lampung timur ternyata sangat tinggi untuk mendatangi acara tersebut. Saya kira ini membuktikan betapa besar cinta masyarakat Indonesia. Beberapa orang pedagang di pasar templek 38, pasar ini berada tepat di depan gubuk kami, mengaku sangat tertarik dengan kajian beliau yang telah diaksesnya melalui laman YouTube.

Kekaguman kami tak terhenti pada sisi ketinggian ilmu yang beliau miliki tetapi juga pada performance dan sikap tawadhu beliau. Falsafah pada semakin berisi makin menunduk. Saya kira sikap itulah yang nyaris diabaikan para ilmuan sekarang ini. Tutur kata yang santun dan jauh dari tendensi menggurui. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar