Jumat, 06 Maret 2020

Catatan: Membangun nalar Bersama


Pada 5 Maret 2020 pukul 20.00 WIB saya membersamai Pengurus Cabang menggelar kegiatan yasinan dan orientasi pengurus cabang. Sebenarnya saya kurang sependapat memakai istilah "orientasi". Ingatan saya langsung tertuju pada masa dimana pertama kali menjadi siswa dan mahasiswa, pada saat itu setiap siswa/mahasiswa harus siap untuk menerima "plonco" dari para senior. Saya kira para pengurus organisasi ini semua sudah mumpuni, memiiki skill, memiliki dedikasi yang tinggi untuk organisasi. Namun demikian terlepas asumsi saya tentang term orientasi, yang pasti kegiatan ini sesungguhnya dilaksanakan dalam rangka menyatukan pikiran dan menyamakan frekuensi jajaran pengurus untuk mengemban amanah kepengurusan 1 tahun ke depan. Dengan harapan pengurus dapat membangun dirinya dan oraganisasi yakni PMII menjadi lebih unggul dan terdepan diantara OKP yang lain.
Di era sekarang ini tantangan menjadi pengurus cukup berat. Banyak persoalan yang muncul. Mulai dari pengurus dan kader yang enggan untuk aktif dengan alasan pribadi misalnya ada yang sudah bekerja, ada yang memiliki kesibukan lain, males, kurang semangat, canggung, tidak berani, terbentur jadwal mengaji, ada tuntutan ekonomi dan lain sebagainya.  Sampai dengan persoalan politik kepentingan yang mendera, hal ini terjadi karena pola komunikasi yang dibangun tidak tepat, tidak siap menerima perbedaan, adanya sensitifitas antar personal. Persolan di atas adalah persoalan yang muncul dan diinventarisir pada saat pelaksanaan kegiatan orientasi.
Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 17 orang yang secara legal menjadi pengurus cabang. Kegiatan ini menghadirkan Diana Ambarwati, seorang dosen dan juga bagian dari majelis pembina cabang PMII Metro. Dalam uraiannya ia menyatakan bahwa penting untuk menyamakan persepsi dan frekuensi antar pengurus. Ini dilakukan agar kerja-kerja organisasi lebih terarah dan tepat sasaran. Selain itu ia juga menyatakan bahwa sesungguhnya organisasi merupakan wadah untuk membentuk profil diri di masa yang akan datang setelah tidak menjadi pengurus. Ia mengibaratkan seperti orang yang secara bersama-sama menaiki kapal laut menuju tujuan yang sama. Walaupun tujuannya sesungguhnya bersifat individualis sesuai dengan diri masing-masing, namun semuanya mempunyai tujuan besar yang sama yakni sampai pada tujuan penyeberangan. Untuk itu saya kira para penumpang kapal harus mampu menempatkan dirinya pada posisi yang seharusnya, baik sebagai penumpang, ABK, nahkoda dan lain-lain. Jika masing-masing tidak percaya dan saling meragukan, maka kapal tersebut mungkin saja tidak akan baik jalannya, atau mungkin saja kapal akan diam saja terapung-apung di tengah laut karena mesinnya mati atau bahkan  tenggelam. Demikian juga dengan organisasi, Kesuksesan setiap orang menempatkan diri dan memerankan posisinya dengan baik, akan sedikit banyak menjamin kelangsungan bahkan kemajuan organisasi.
Pada sesi akhir para pengurus diminta untuk menuliskan apa yang menjadi mimpi setiap pengurus, dan hasilnya ditempel di kaca lemari di sekretariat cabang PMII Metro. Karena bagi saya "MENULISKAN KEINGINAN AKAN MEMPERCEPAT KESUKSESAN".
Selamat berorganisasi, selamat menempa dan membentuk profil pribadi dan organisasi Ketum Ari Kurniawan, Sekum Bayu Sugara, Kopri Siti Maysaroh dkk. Tangan terkepal dan maju kemuka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar